Thursday, September 19, 2013

Setahun Lalu

Setahun lalu, hari minggu tanggal 23 September. Aku menunggumu di rumah seperti biasanya.Sedikit membereskan rumah karena kamu ingin belajar dirumahku seperti biasa. Kurang lebih jam 8 malam, kedatanganmu itu. Tepat saat aku akan telah selesai dengan urusan beres – beres kecilku, aku mendengar suara motormu, kamu turun dan langsung meminta ijin, apa boleh kamu bertanya padaku. Aku hanya mengangguk dan menjawab “tunggu aku selesai nyapu dulu”. Kamu lalu masuk, duduk dan menungguku disitu.
Aku ingat, hari itu kita sudah bertemu di kerja kelompok biologi di rumah alin, disitu kamu memperlakukanku lebih dari seorang adik yang kau sebut – sebut beberapa minggu itu. Alin sadar, hubungan kita tak hanya kakak-adik. Aku akui, tapi kita bukanlah sepasang kekasih yang terikat suatu janji.
Aku ingat, aku marah sambil menyebutmu “Pemberi Harapan Palsu” dengan bentakanku.
Lalu malamnya kau datang, dan memberiku satu pertanyaan. “Dian, kamu mau jadi pacarku?” pertanyaan yang tak kusangka setelah aku men-judgemu sebagai php yang hanya bisa tak peka dan hanya memberi harapan kosong.
Iya, sekarang sudah berbeda, kita bukan kita yang setahun dulu. Kita sudah kencan 2 kali, kamu telah berulang kali menciumku, panggilan sayang-pun telah terlontar dengan mudah. Tak sekaku dulu.
Wayu, aku bahagia punya kamu. Aku bisa menjadi diriku yang sebenarnya di depanmu. Menangis, tertawa, bahkan bersendawa pun aku bisa di depanmu. Aku begitu sayang kamu, Wayu.

Tapi sekarang, memang, kita memang masih bersama, kita masih sering jalan pulang bersama, masih sering smsan, tapi entah kenapa kamu yang sekarang begitu berbeda. Aku tak tahu apa yang harus aku deskripsikan tentangmu sekarang. Ketika kita dijauhkan jarak, kau tahu? aku selalu merasa kangen yang teramat sangat, aku selalu menolehmu, mencari sosokmu disela - sela teman - teman sekelas, dan yatta, aku menemukanmu yang sedang menggambar, yang sedang mengobrol dengan teman sebangkumu. Enak ya jadi dia, bisa terus bersamamu sedangkan aku tidak. wayu, aku gak ngerti, disaat pesan singkatmu berkata kamu kangen aku, kamu sayang aku, apa itu beneran? apa itu hanya harapan palsu yang kamu tunjukan begitu indah?

Masih dikelas, terkadang aku melihatmu begitu asik dengan laptopmu dan kamu sama sekali tak terusik dengan tidak adanya guru di jam itu. Kamu sibuk dengan laptop, anime, dan juga teman - temanmu. Aku tau, aku terlalu jauh untuk kau hampiri sekarang. aku tahu. Pahit sekali ya kalau mengingat aku menangis ketika kau cueki berkali - kali dan kau berjanji akan sesering mungkin menghampiriku. Sepertinya kamu lupa itu, tak apa, papa pernah bilang cewek itu paling jago untuk meningingat tapi cowok adalah pelupa ulung yang ada di dunia ...
Saat aku melihat kamu dan dia bicara layaknya teman akrab, ada rasa takut, cemburu, dan entahlah, aku tak pernah bisa mendeskripsikannya. aku takut, jika nantinya kamu lebih dekat dengannya. aku cemburu, karna kamu selalu diam ketika berbicara padaku sedangkan ia tidak, kamu selalu tertawa riang, selalu melempar ejekan yang lucu satu sama lain, sedangkan aku tak bisa. aku bilang aku mencoba mengerti dan aku gagal, aku gagal meredam keegoisanku, aku susah untuk mengerti keadaan yang tak mungkin selalu sama.

Aku selalu berusaha untuk tenang, kenapa kau tak pernah sadar? raut wajahku selalu berubah ketika kau tak pernah menghiraukanku di sekolah? ketika kau selalu tak pernah sadar untuk memberi kabar padaku selepas pulang sekolah? Aku tak pernah mengerti apa isi hatimu, apa jalan pikiranmu selama ini?

Aku bingung, kamu cowok macem apa, dan harus aku hadapi seperti apa ........ kau tau, sebelum nya aku menangis dulu untuk menyampaikan semua ini. Aku terlalu lemah.




0 comments:

Post a Comment

 
Sayuki Yuno ☮ Blogger Template by Ipietoon Blogger Template