Setahun lalu, hari minggu tanggal 23 September. Aku
menunggumu di rumah seperti biasanya.Sedikit membereskan rumah karena kamu
ingin belajar dirumahku seperti biasa. Kurang lebih jam 8 malam, kedatanganmu
itu. Tepat saat aku akan telah selesai dengan urusan beres – beres kecilku, aku
mendengar suara motormu, kamu turun dan langsung meminta ijin, apa boleh kamu
bertanya padaku. Aku hanya mengangguk dan menjawab “tunggu aku selesai nyapu
dulu”. Kamu lalu masuk, duduk dan menungguku disitu.
Aku ingat, hari itu kita sudah bertemu di kerja kelompok
biologi di rumah alin, disitu kamu memperlakukanku lebih dari seorang adik yang
kau sebut – sebut beberapa minggu itu. Alin sadar, hubungan kita tak hanya
kakak-adik. Aku akui, tapi kita bukanlah sepasang kekasih yang terikat suatu
janji.
Aku ingat, aku marah sambil menyebutmu “Pemberi Harapan
Palsu” dengan bentakanku.
Lalu malamnya kau datang, dan memberiku satu pertanyaan.
“Dian, kamu mau jadi pacarku?” pertanyaan yang tak kusangka setelah aku
men-judgemu sebagai php yang hanya bisa tak peka dan hanya memberi harapan
kosong.
Iya, sekarang sudah berbeda, kita bukan kita yang setahun
dulu. Kita sudah kencan 2 kali, kamu telah berulang kali menciumku, panggilan
sayang-pun telah terlontar dengan mudah. Tak sekaku dulu.
Wayu, aku bahagia punya kamu. Aku bisa menjadi diriku yang
sebenarnya di depanmu. Menangis, tertawa, bahkan bersendawa pun aku bisa di
depanmu. Aku begitu sayang kamu, Wayu.
Tapi sekarang, memang, kita memang masih bersama, kita masih
sering jalan pulang bersama, masih sering smsan, tapi entah kenapa kamu yang
sekarang begitu berbeda. Aku tak tahu apa yang harus aku deskripsikan tentangmu
sekarang. Ketika kita dijauhkan jarak, kau tahu? aku selalu merasa kangen yang
teramat sangat, aku selalu menolehmu, mencari sosokmu disela - sela teman -
teman sekelas, dan yatta, aku menemukanmu yang sedang menggambar, yang sedang
mengobrol dengan teman sebangkumu. Enak ya jadi dia, bisa terus bersamamu
sedangkan aku tidak. wayu, aku gak ngerti, disaat pesan singkatmu berkata kamu
kangen aku, kamu sayang aku, apa itu beneran? apa itu hanya harapan palsu yang
kamu tunjukan begitu indah?
Masih dikelas, terkadang aku melihatmu begitu asik dengan
laptopmu dan kamu sama sekali tak terusik dengan tidak adanya guru di jam itu.
Kamu sibuk dengan laptop, anime, dan juga teman - temanmu. Aku tau, aku terlalu
jauh untuk kau hampiri sekarang. aku tahu. Pahit sekali ya kalau mengingat aku
menangis ketika kau cueki berkali - kali dan kau berjanji akan sesering mungkin
menghampiriku. Sepertinya kamu lupa itu, tak apa, papa pernah bilang cewek itu
paling jago untuk meningingat tapi cowok adalah pelupa ulung yang ada di dunia
...
Saat aku melihat kamu dan dia bicara layaknya teman akrab,
ada rasa takut, cemburu, dan entahlah, aku tak pernah bisa mendeskripsikannya.
aku takut, jika nantinya kamu lebih dekat dengannya. aku cemburu, karna kamu
selalu diam ketika berbicara padaku sedangkan ia tidak, kamu selalu tertawa
riang, selalu melempar ejekan yang lucu satu sama lain, sedangkan aku tak bisa.
aku bilang aku mencoba mengerti dan aku gagal, aku gagal meredam keegoisanku,
aku susah untuk mengerti keadaan yang tak mungkin selalu sama.
Aku selalu berusaha untuk tenang, kenapa kau tak pernah
sadar? raut wajahku selalu berubah ketika kau tak pernah menghiraukanku di
sekolah? ketika kau selalu tak pernah sadar untuk memberi kabar padaku selepas
pulang sekolah? Aku tak pernah mengerti apa isi hatimu, apa jalan pikiranmu
selama ini?
Aku bingung, kamu cowok macem apa, dan harus aku hadapi
seperti apa ........ kau tau, sebelum nya aku menangis dulu untuk menyampaikan
semua ini. Aku terlalu lemah.
0 comments:
Post a Comment