Tuesday, December 6, 2011

Final Ending Of The Story (by : rankudo20 @fanfiction.net)


Disclaimer : Conan (c) Aoyama Gosho
This is just a fan fiction. And I'm a new author here... :)))
WARNING : typo , EYD kurang sempurna. Dont like dont read.
Dalam kegelapan, terdengar isakan tangis yang memilukan hati. Hanya seberkas cahaya yang menyinari sesosok gadis yang sedang menangis itu. Kesedihan terpancar dari wajahnya.
Dipangkuannya, seorang pemuda tergeletak lemah, bersimbah darah. Tak terucap satu katapun dari mulutnya. Pemuda itu hanya membisu meskipun sang gadis yang kini sedang memeluknya itu berkali-kali memanggil namanya. Tentu saja, karena kematian kini telah merenggut nyawa pemuda itu.
Los Angeles, USA
Malam semakin larut, terlihat cahaya di kota Los Angeles semakin terang. Mobil-mobil dan bis-bis tak berhenti merayapi jalan. Tak terkecuali mobil milik pasangan Yusaku dan Yukiko Kudo. Mereka sedang asyik menikmati pemandangan kota Los Angeles di malam hari sambil menyusuri jalan menuju kediaman mereka.
" Yusaku, aku mulai khawatir dengan Shinichi... " ucap Yukiko tiba-tiba di tengah percakapan intim mereka.
" Loh, mengapa? Kupikir tidak ada apa-apa. Shinichi sudah dewasa. Dia juga bukan orang bodoh yang akan terluka hanya karena terjatuh. " jawab Yusaku, erusaha menenangkan hati Yukiko.
" Kau tahu, sudah sekian lama dia mengejar organisasi hitam itu. Namun apa hasilnya? Belum ada titik terang. Bahkan sekarang sepertinya keberadaan Shinichi yang masih hidup mulai terendus oleh orang-orang organisasi itu. Bagaimana aku tak cemas? Cobalah bertindak, Yusaku! " ucap Yukiko setengah cemas. Yukiko menatap Yusaku, namun tatapan Yusaku masih tertuju pada jalan di depannya. Beberapa saat kemudian, Yusaku memalingkan wajahnya.
" Tidak usah cemas, Yukiko. Biarkanlah dia menyelesaikan kasusnya sendiri. Dia sendiri kan yang meminta kita untuk tidak mencampuri masalahnya.? " kata Yusaku dengan entengnya.
" Bagaimana kau ini! Dia anak kita! Sebagai seorang ibu, aku tak mungkin membiarkannya dalam bahaya seperti itu! Apa kau tak mengerti hal seperti itu, Yusaku! " seru Yukiko marah.
" Biarlah, Yukiko. Kaupikir aku tidak cemas? Tapia pa dia sendiri mau dibantu? Kau tahu betapa keras kepala sifat Shinichi. Biarlah saat ini kita berperan hanya sebagai pengamat. Kita lihat, sampai sejauh mana Shinichi bias bertahan. " Kata Yusaku lagi. Sekilas ia melihat wajah istrinya yang mulai berkaca-kaca. Melihat ekspresi itu, diam-diam hati Yusaku luluh juga dengan kecemasan Yukiko.
" Tapi, tapi, jika sampai Shinichi… " Yukiko terisak, lalu air matanya bergulir di kedua pipinya. Tentu sebagai seorang ibu dirinya sedih saat membayangkan anak semata wayangnya, Shinichi. Ia sangat mengkhawatirkan Shinichi meskipun di depan Shinichi ia tetap dapat bersikap ceria dan seenaknya.
" Sudahlah, Yukiko. Jangan sedih. Aku sudah meminta toong Professor Agasa untuk mnegawasi keadaan. Jika terjadi apa-apa, dia berjanji akan menghubungi kita. Mengert? " Sekejap Yusaku menghibur hati ukiko. Ia tersenyum, berusaha meakinkan istrinyabahwa semua akan baik-aik saja.
" Iya, aku tahu. Aku mengerti, Yusaku. " Yukiko tersenyum tipis ketika rambutnya dielus lembut oleh Yusaku. Akhirnya, pasangan suami istri ini kembali melanjutkan perjalanan dalam diam.
Shinichi! Shinichi! Shinichi! "
" Shinichi! " teriak Ran Mouri. Ia terbangun dari tidurnya, padahal saat ini waktu masih menunjukkan pukul tiga pagi. Ayahnya Kogoro Mouri dan Conan Edogawa pasti masih tidur lelap di kamar. Ran hanya terdiam dan mneyadari bahwa ia telah mengalami mimpi buruk.
Ya, sudah beberapa hari ini Ran bermimpi buruk. Ia bermimpi melihat Shinichi bersimbah darah dan meninggal di pangkuannya. Tentu saja ia menangis. Ia takut mimpi itu menjadi kenyataan.
Kemudian, Ran memutuskan untuk menelpon Shinichi. Rasa ketakutannya belum juga hilang. Saat ia meraih telepon dan menekan nomor, yang ada hanya jawaban sibuk. Ran tertunduk lemas. Akhirnya ia kembali ke kamarnya.
Tiba-tiba, ia ingin sekali melihat keadaan Conan. Dibukanya pintu kamar ayahnya karena disanalah Conan tidur. Kamar ayahnya gelap. Ran menyalakan lampu kamar. Kemudian ia duduk di samping Conan yang sedang tertidur.
" Conan, semakin hari kami semakin mirip Shinichi saja… " gumam Ran sambil menatap Conan yang sedang tertidur. Ran kembali mengingat saat-saat dimana ia dilindungi Conan. Ya, Conan kerap kali melindunginya saat terjadi kasus dan dirinya dalam bahaya. Conan mirip Shinichi yang juga suka melindunginya dari bahaya kasus.
" Aku kangen Shinichi… " ucapnya lagi. Dirinya merana. Ia kembali teringat Shinichi. " Shinichi, kapan kau pulang? "
Ia mengingat pengakuan Shinichi di London beberapa waktu lalu. Tentu saja dirinya senang saat itu. Teman masa kecilnya, Shinichi Kudo, memberikan sinyal cinta yang sangat ditunggunya. Namun, lagi-lagi setelah itu dia menghilang.
" Zero is start. Aku tahu itu, Shinichi. Tetapi bagaiman kita bias memulai jika kita tak juga memulainya? Sampai kapan aku harus menunggu? " bisiknya dalam kesunyian.
Pagi harinya, Conan alias Shinichi terbangun. Sama seperti hari-hari sebelumnya, ia pun harus berpura-pura sebagai Conan Edogawa yang polos meskipun sebenarnya ia adalah Shinichi Kudo, detektif SMA yang terkenal itu.
Saat terbangun, Conan terkejut melihat Ran yang tidur di sampingnya.
Ran, ini sudah kedua kalinya kau tertidur di sampingku, ucap Conan. Conan tersenyum. Tapi, mengapa tiba-tiba Ran berada di kamar ini?
Conan perlahan mengelus pipi Ran dengan lembut. Ia takut gadis itu terbangun. Wajah Conan masih tersenyum melihat. Ran manis saat sedang tertidur, gumamnya. Sampai akhirnya ia menyadari bahwa mata gadis itu bengkak seperti habis menangis.
Mengapa Ran menangis? tanyanya heran. Ia mencoba mengingat-ingat kejadian apa yang dapat membuatnya terlhat sdih. Tetapi tidak ada. Bahkan beberapa hari lalu Ran dan Sonoko baru saja berlibur di vila pribadi Sonoko. Tentu saja Conan ikut. Di sana pun Conan tak melihat tanda-tanda kesedihan di wajah Ran.
Atau jangan-jangan...
" Hmmm... Conan, kau sudah bangun? " Ran terbangun dan menguap. Ran menatap Conan yang sedang duduk di tempat tidurnya.
" Ohayo, Kak Ran! " sahut Conan dengan suara khas anak kecilnya.
" Ohayo, Conan! Bagaimana tidurmu? Nyenyak? " tanya Ran sambil tak lupa tersenyum. Senyuman Ran pagi ini telah membuat Conan melupakan kata-katanya tadi. mungkin hanya perasaanku saja...
" Nyenyak, Kak Ran. Kak Ran sendiri bagaimana? Kok bisa tertidur di sini? " tanya Conan.
" Hmmm... " Ran berpikir sejenak " Baik kok. Aku dini hari tadi terbangun. Tak tahu kenapa aku ingin melihat keadaan ayah dan kamu di kamar. Setelah itu tiba-tiba saja aku tertidur di sampingmu. " jelas Ran. Nada bicaranya ceria, tetapi lama-kelamaan senyumnya terlihta dipaksakan. Conan yang menyadarinya jadi curiga. Apa di berbohong? Matanya pun kini mulai berkaca-kaca dan terlihat sedang memikirkan sesuatu.
" Kak Ran tidak apa-apa? Kok terlihat sedih? " tanya Conan bingung. Ran kembali tersadar dan mengalihkan pandangannya ke arah Conan.
" Oh, tidak apa-apa kok, Conan. Sana kamu mandi. Karena hari ini libur sekolah, kamu boleh pergi ke rumah Professor Agasa. " jawab Ran " tapi jangan nakal ya di sana! "
" Ahhh... Hmmm... I, iya, Kak Ran! " sahut Conan. Padahal dalam hatinya Conan masih penasaran dengan apa yang tadi dipikirkan Ran.
Sebenarnya kamu ada dimana? Kasus apa sih yang sedang kamu hadapi saat ini. Dasar Shinichi baka! Aku menunggumu! Ran terus bertanya-tanya dalam hati. Ran masih terus memikirkan mimpinya. Sepertinya ia memiliki firasat buruk. Ia ingin Shinichi cepat pulang. Dan disaat Shinichi pulang, ia tak akan membiarkan Shinichi untuk pergi meninggalkannya lagi. Mungkin hal ini terdengar egois, tapi ia tak ingin lagi kehilangan Shinichi. Tidak disaat cinta yang tumbuh di hati Ran untuk Shinichi semakin dalam.
Tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar di kantor Detektif Mouri. Ran membukakan pintu. Terlihat sosok pria jangkung berkulit pucat dan berambut pirang berdiri di hadapannya. Wajahnya tak begitu terlihat karena pria itu memakai topi. Pria itu memiliki raut wajah yang dingin dan memakai jas hitam. Ran merasakan firasat buruk, sekali lagi.
Tiba-tiba kesadaran Ran hilang, sekejap saat pria itu mendekap mulutnya dengan sapu tangan yang telah dibubuhi obat bius.
Sebenarnya apa yang sedang dipikirkan Ran? Apakah dia curiga lagi terhadapku dan mulai menyadari bahwa aku adalah Shinichi Kudo? Conan terus bertanya-tanya dalam hatinya.
Saat ini Conan sedang berada di rumah Professor Agasa. Tentu saja Conan ingin merundingkan strategi apa yang akan dilakukan untuk mengetahui keberadaan Organisasi Hitam dengan Ai Haibara. Menurut penyelidikan dan barang bukti yang telah diperoleh, Conan curiga bahwa ada seseorang dari organisasi yang memata-matai Conan dan Ai.
Ya, rencananya memang begitu. Namun sepertinya saat ini Conan tidak tertarik membahas hal tersebut. Pikirannya melayang ke arah Ran yang sepertinya sedang memikirkan sesuatu dan terihta sedih. Apalagi saat ini Haibara sedang membuat formula antidote APTX 4869 yang akurat dengan membandingkan komposisi obat yang masih diingatnya serta data yang didapat dari kondisi fisik Conan alias Shinichi.
Shinichi!
Ran? Conan terkejut. Sepertinya tadi Conan mendengar suara Ran. Tiba-tiba saja Conan memiliki firasat buruk.
" Professor, aku pergi dulu! " teriak Conan kepada Professor Agasa. Ia berlari menuju luar rumah bahkan sebelum Professor Agasa menjawab teriakannya itu.
" Ada apa dengan Kudo? " tanya Ai yang saat ini sedang mengetik dengan heran tetapi tidak meninggalkan kesan dinginnya.
" Tak tahu. Tiba-tiba saja dia keluar dengan tergesa-gesa. " jawab Professor Agasa " Semoga saja dia tidak sedang merencanakan hal yang berbahaya. " ucapnya lagi.
" Hmmmm... " gumam Ai tak jelas.
Perasaan apa ini? tanya Conan dalam hati. Dadanya sesak. Otaknya tidak dapat berpikir dengan jernih. Di dalam pikirannya hanyalah pulang ke rumah Ran dengan cepat dan memastikan keadaan Ran baik-baik saja. Conan mempercepat laju skateboardnya agar dapat sampai ke rumah Ran dengan cepat.
Sesampainya di sana, Conan segera melihat-lihat kedaan. Perasaannya semakin tak karuna saat menyadari bahwa Ran tidak berada di rumah. Conan semakin yakin ada yang tidak beres saat rumah Ran, terutama kamar yang ditempati Conan dalam keadaan berantakan.
Conan menyadari sesuatu...
Identitasnya ketahuan oleh Organisasi Hitam dan mereka telah menculik Ran.

0 comments:

Post a Comment

 
Sayuki Yuno ☮ Blogger Template by Ipietoon Blogger Template