I'll bet she's beautiful, that girl he talks about, and she's got everything that I have to live without.
She better hold him tight, give him all her love. Look in those beautiful eyes and know she's lucky cause - Teardrops on my guitar (Taylor Swift)
Berbicara tentang cinta satu arah, rasanya sakit tentunya.
Ini yang akan aku share hari ini.
Aku, seorang gadis berumur 16 tahun, yang hobby terjebak dalam kisah cinta satu arah yang menyakitkan. Bukan salah siapa - siapa kalau aku sering kali tak mendapat balasan dari dia, orang ku sukai. Karena dasarnya aku memang tipe gadis yang tak bisa mengungkapkan sesuatu rasa lewat sikap. Aku hanya meluapkan apa yang aku rasa melalui tulisan tulisan, dan lagu lagu mellow yang sering ku dengar.
Rasa suka itu muncul sendirinya, entah itu kapan dan untuk siapa. Kadang rasa suka juga di abaikan karena muncul dengan cepatnya hingga tak dianggap serius?
Ketika aku mengatakan suka. Itu artinya dalam hal serius. Aku menyukai kamu dan segala sifatmu yang buruk. Dengan catatan, tidak menyakitiku dalam kadar berlebih.
Dan di hari itu, aku mendengarmu, membuka hati dan bersiap untuk membuka hati untuk mereka--gadis yang kau suka. Dan aku tidak termasuk dalam listmu. Terkadang aku sedikit merutuki ketidak mampuan ku untuk menunjukan sesuatu. Aku merutuki kejadian beberapa tahun lalu yang menghambatku seperti ini.
Konyol.
Setumpuk pengalaman cinta satu arah yang ku miliki tak mampu mengubahku, tidak mampu membuatku belajar bagaimana caranya mendapat balasan dari orang yang ku sukai.
Kadang aku hanya bertanya, "Apa kamu hanya puas dengan dia yang bahagia karna apa yang kau lakukan? Apa kamu tak bahagia jika dia bahagia bersama kamu?"
Aku mau. Aku mau dia bahagia denganku. Tapi, aku tak memungkiri aku tak mampu menyaingi gadis yang ia sukai, gadis yang nyatanya seribu kali lebih segalanya dibanding diriku yang tak mampu memperlihatkan diri. Hingga di saat akhir aku hanya mampu menyimpan rasa dan berharap dia akan melihatku.Walau dari jauh.
Aku, gadis berumur 16 tahun yang patah hati.
Friday, May 30, 2014
Saturday, May 24, 2014
A Girl Sincerity - Chapter 1
A
Girl’s Sincerity
Genre: Romance
Terinspirasi dari karya Watanabe Ayu - Otomegokoro
Diceritakan kembali oleh Toge Hattori dengan beberapa perubahan di segala bagian
Character
Chapter 1 :
·
Shizuka
Fuyuki (16th)
·
Atsuki
Natsu (16th)
·
Kyouso
Akira (18th)
·
Gizensha
Haru (16th)
Warning
: Tema terlalu umum, membosankan, typo, out of EYD
“PFFTT—HAHAHA! Jadi ini
yang kau sebut perubahan 180o?”
Pemuda di depanku ini terpingkal – pingkal. Sudah 5 menit dia tak henti –
hentinya mentertawaiku, layaknya aku seorang badut. Oh ayolah, tidak semua
orang bisa berhasil dalam percobaan pertama ‘kan? Bahkan Thomas Alva Edison pun
perlu berpuluh – puluh kali percobaan agar berhasil menemukan bola lampu.
“Berisik, ku harap kau
mati 100 kali.” Ku pasang tatapan mematikan
terbaikku untuk melawan pemuda cerewet dan menyebalkan ini. Heh, kenapa dia
selalu di dekatku sih?
“Okay, lalu kau harus
mati 200 kali.” Dia menjawabku, dengan jari telunjuk sawo matangnya itu, dengan
tatapan mengejek itu. Cih, dia semakin menyebalkan.
“Kau 300 kali!”
“Dan kau 400 kali!”
“500 kali!!”
“500 kali!!”
.
.
.
Chapter 1 – Be Cute
Shi-zu-ka-fu-yu-ki.
Aku melebarkan
jangkauan mataku di tengah kerumunan orang – orang di sekitarku.
Mereka—termasuk aku adalah siswa – siswi baru Tokyo International High School
sedang mencari nama masing - masing pada selebaran kertas yang di tempeli pada
papan putih yang ada di depanku. Kau bisa menyebutnya papan pengumuman.
Okay …
Aku ditempatkan di
X-Superior. Kelas yang sering ku dengar dari kakakku—alumni tahun lalu, sebagai
kelas super-duper-idaman. Kakakku selalu berisik tentang kelas ini, dia selalu
bermimpi menjadi siswa kelas superior, berteman dengan cowok – cowok idola,
fasilitas kelas atas, dan sebagainya. Tch, bagiku kelas akan terasa indah jika
tak ada makhluk menyebalkan seperti pemuda yang ada tepat disampingku, pemuda
yang sedang sibuk mengejakan nama yang beberapa tahun ini sering ku dengar.
“Gi...zen..sha…Ha..ru..”
nama itu selalu ku dengar setiap penempatan kelas. Aku tak tahu orangnya, yang
aku tahu pemilik nama itu adalah cinta pertama teman masa kecilku, Atsuki
Natsu.
“Dia
ada disini?” tanyaku padanya yang kini sedang kecewa karena sesuatu. Biar ku
tebak, ia tak menemukan nama pujaannya di papan ini.
“Kau
pasti tahu. Hah! Kenapa sih kita tidak satu sekolah saja! Kenapa selalu kau
yang satu sekolah denganku? Selalu satu kelas. Kenapa bukan Haru?” Dia
mengerang kecewa. Sebegitu pentingnya kah Haru itu? Seperti apa rupanya?
Cantik? Feminim? “Aku juga tak pernah mengharapkan sekelas denganmu.” Ujarku sakartis.
Natsu menatapku tak suka. “Hn.” Jawabnya singkat. Tak perlu ku tanya lagi arti
dari gunamannya itu. ‘Hn.’ itu artinya ‘ya.’
“Dan
aku penasaran, seperti apa sih Haru itu sampai membuatmu gila seperti ini?” dan
aku kembali mendapat tatapan sinis dari Natsu. Hey, aku merasa benar. Kau sudah
gila Natsu, menunggu seorang cinta monyet untuk kembali, seakan kalian
diikatkan sebuah benang merah transparan. Bagiku, itu gila.
“Yang
jelas, ia berbeda terbalik denganmu, Datar. Dia itu ‘bunga matahari’ku. Dia
cantik, pintar, feminim! Yang jelas tidak sepertimu, tomboy.” cukup Natsu,
ekspresi bahagiamu ketika mendeskripsikan Haru-mu itu cukup membuatku kesal.
Aku akan menjadi manis! Lihat saja.
“Tch,
mati saja 100 kali sana!” tanganku melayang di puncak kepalanya yang menjulang
itu. Dia sedikit meringis dan membalasku untuk mati 200 kali dan seterusnya
xxx
xxx
Dulu, aku terlalu fokus
terhadap kejuaraan karate yang tak henti – hentinya. Aku tak sempat mengurus
penampilanku, bahkan tak peduli dengan cinta – cintaan. Tapi ini SMA, aku ingin
seperti gadis SMA yang wajar. Punya sisi cantik dan cute, selalu sibuk dimalam minggu. Aku ingin itu!
Langkah pertama, aku
mencoba memberi warna pada kuku ku. Warna pink
begitu girly dimataku hingga aku
kalap dalam memakainya. Hasilnya? Tidak buruk. Ada cat yang sedikit berantakan,
tapi bisa diabaikan.
Langkah kedua, aku
mencoba memakai make up ke sekolah.
Lagi lagi, sedikit bedak, sedikit eyeshadow, sedikit blush on, dan sedikit lip gloss? Aku tak bisa mengerti
perbedaan lip gloss dan lipstik.
Jadi ketika make up aku memilih yang
lebih padat. Itu lipsgloss kan?
Ta-da!
Kehidupan SMA ku
dimulai!
“Hei, kau tahu Kak Akira?” pertama, aku
harus mengakrabkan diri pada gadis gadis feminim, agar aku terimbas sifat
feminim mereka.
“Heee! Vokalis band
“Heavenly Sounds” yang terkenal itu kan? Dia tampan!!” gadis yang lain, kalau
tidak salah bernama Yui menimpali dengan antusias. Diikuti dengan lengkingan
gadis gadis disebelahku. Sedangkan aku? Aku hanya diam, bukan karena ingin
mendengarkan atau apa, aku hanya tak tahu orang yang dimaksud itu. Lalu? Aku
hanya melanjutkan makan ku tanpa menggubris mereka.
“Hey hey! Ayo berbagi
alamat email. Kita akan mengobrol sampai larut!” seruan balasan untuk kalimat
gadis—namanya Kotori ini adalah “Osh!”, yang menandakan mereka setuju.
Sayangnya, aku sangat-tidak-cocok dengan kebiasaan mereka.
“Terimakasih untuk
makanannya.” Aku mengatupkan tanganku dan segera membawa piringku untuk
dibersihkan. “Hei, Shizuka, minta emailmu dong~~” astaga, aku diserang tatapan puppy eyes yang imut!
“Untuk? Aku tidak biasa
yang seperti itu.” Aku mulai beranjak ketika mereka tetap mengeluarkan nada
nada manja untuk meminta emailku. Demi Tuhan aku tidak cocok untuk jadi seperti
mereka. Aku sudah sepenuhnya berdiri dan mulai berjalan sembari mengucapkan
penolakan pada mereka. Dan saat itu juga, aku menabrak seseorang.
DUG!
“Aduh,” yang ku tabrak
mengeluarkan suara baritone yang—err
seksi. Tabrakan ini bukan tabrakan parah yang menyebabkan aku dan pemilik suara
ini terjerembab dan akhirnya saling tindih. Aku hanya menabrak dada bidangnya,
dan dia tidak jatuh sama sekali.
Hey, kau percaya
segalanya ada sebab-akibat? Kali ini aku mengerti maksudnya.
Kita tidak terluka,
kita tidak terjerembab dan tertindih, tapi aku meninggalkan bekas—sepertinya lipstik di saku kemejanya.
“Make up-mu sangat tebal, Shizuka.” Sial, mereka tak seharusnya
berkata seperti itu. Aku semakin terlihat bodoh. Menyebalkan, aku harus minta maaf!
“Hm … Ini untuk uang laundry-nya. Aku minta maaf dengan
sangat!” spontan aku membungkuk 45 derajat untuk menunjukan aku memang merasa
bersalah. Aku terus membungkuk sampai ia menyentuh pergelangan tanganku dan
mengembalikan uang telah ku berikan padanya.
“Tidak usah, aku tak
akan marah pada gadis yang sedang belajar memakai make up—“ sial, dia ingin meledekku juga. Hey, aku sudah minta maaf
dengan tulus. “—karena itu sangat manis.”
DEG!
Dia bilang aku manis? Serius kan? Aku sedang tak bermimpi kan?
“Hm, sebagai ganti
maaf, kita kencan saja.” Dia ini sedang bercanda. Aku yakin. Mana ada pemuda
tampan seperti dia mengajak gadis yang sangat-amat-cuek dengan penampilan ini
untuk berkencan. Dan teriakan teriakan gadis dibelakangku semakin membuatku
kesal.
Dia
Kyouso Akira!
Dia
vokalis ‘Heavenly Sounds’ itu!
Kyaaaa!
Dia tampan!
Shizuka,
minta nomer hp-nya! Emailnya! Hayo!
Shizuka!
Terima sajaaaaaa
Tch, pemuda ini memang
tampan. Tapi bagiku, tampan dalam standar yang biasa saja. Ah, tanpa sadar aku
menatap Kyouso Akira ini dengan intens—lebih terlihat sangar bagi orang awam.
“Hey, Shizuka! Jangan
menatapnya begitu dong. Kak Akira, maafkan Shizuka ya. Dia hanya gugup.” Kotori
dan Yui menghalangi pandanganku—yang menurut mereka seram.
“Jadi?
Iya kan? Hari Sabtu jam 5 ya. Daahh, Shizuka-chan.” Ia memberiku alamat
emailnya, kemudian mencubit pelan pipiku. Aku bergetar. Aku tak biasa dengan
laki – laki!
Ruang kelas, sepulang
sekolah.
Cerita cintaku dimulai,
aku mendapatkan ajakan kencan. Ini pengalaman pertamaku, dan aku sangat bingung
hingga tak bisa memikirkan apa yang harus aku lakukan. Membaca buku ‘Cara
Sukses Kencan Pertama’ tak membantu banyak. Aku tak mengerti sama sekali dengan
isi buku ini.
“Warna pink sangat dianjurkan dalam kencan
pertama ….” Suara baritone lagi. Dan
aku hafal dengan logat ini. Dia meledekku lagi dengan membaca apa yang sedang
ku baca. “Shut up.” Ku tutup buku
bersampul pinky ini dengan kasar
sampai menimbulkan bunyi plak dalam
prosesnya.
“Jadi, kau sudah punya
calon? Seperti apa calon mu? Nee~” suara dengan nada menggodaku itu, rasanya
ingin ku musnahkan saja. Tapi aku tak bisa. Suara itu hanyalah angin yang tak
bisa dipukul.
“Jadi, kapan kalian
k-e-n-c-a-n?” tanyanya lagi. Keningku mengkerut, alisku hampir bertautan ketika
ia terus menanyakan hal yang membuatku pusing. “Sabtu.” Jawabku singkat dan
bergegas meninggalkan pemuda menyebalkan ini.
“Kau sudah tahu apa
yang akan kau pakai?” aku mematung. Seperdetik kemudian aku menggeleng. “Aku
bisa saja membantu mu …” dengan kalimat bodoh itu, badanku secara spontan
berbalik arah dan menghadap pemuda itu. “dengan syarat kau harus membayar
makananku di kantin 7 hari penuh. Hehe.”
Seharusnya aku memang tak perlu
mendengarkannya. “Lupakan.” Aku kembali menuju pintu dan kemudian berbalik lagi
ketika si bodoh itu berkata, “Kau yakin? Aku serius. Syaratnya gampang.” Aku
hanya menatapnya, dia harusnya cukup mengerti dengan arti tatapanku.
“Ucapkan dengan imut.
‘Tolong ajari aku, cowok terganteng, tuan Atsuki Natsu.’” Dia tersenyum. Bukan,
si Natsu itu menyeringai puas.
‘To-long a-aja-ri
a-ku,” alis Natsu naik sebelah. Seolah bahasa tubuhnya ingin aku segera
melanjutkan perkataanku. “co-wok ter-gan-teng, tu-an At-su-ki, hmph! Kalau
tidak mau, tidak usah! Aku bisa sendiri.”
“Dasar,
kau sama sekali tak imut.”
Jumat
sore, Tokyo Mall.
Besok hari Sabtu, dan
hari ini aku telah sepakat untuk membeli baju yang girly untuk besok. Tentu saja aku tidak perlu mengucapkan kalimat
nista itu. Aku hanya berjanji membayar makanannya selama 3 hari dengan tatapan
memohon—yang diartikan membunuh oleh Natsu. Dengan itu Natsu bersedia
membantuku hari ini.
“Hey!” dari kejauhan
Natsu sedikit berlaari sambil melambaikan tangannya. Semakin dekat jarak kita,
semakin matanya memancarkan perasaan kecewa. Dia kenapa sih?
“Ku kira kau akan lebih
manis hari ini. Ternyata sama saja.” Ia menatapku lesu. Ya ya aku akui, aku
hanya memakai kaos hijau dipadukan dengan kemeja hitam polos, jeans panjang dan
sandal biasa.
“Aku sedang tidak
berkencan denganmu, jadi tidak perlu sesuatu yang istimewa—“ ku dengar Natsu
menghela nafasnya panjang. “Setidaknya kau harus lebih menawan, Fuyuki. Lebih seksi sedikit.” Jawabnya
dengan raut wajah yang sangat-kecewa.
“Lalu, kita akan kemana
sekarang?” setelah pertanyaanku selesai, Natsu menempel padaku, dan telunjuknya
membentuk arahan sebuah toko rok, 10 m di depan kami. Kelakuannya ini membuatku
bergetar kembali. Aku tak bisa disentuh laki – laki!
“Hey mesum, menjauhlah.
Aku tak biasa dengan laki – laki, walaupun itu cuma pemuda bodoh sepertimu.”
Aku berusaha untuk memberinya death
glare. Tapi ia tak mendengarku, kebalikannya, ia hanya tersenyum padaku.
“Anggap saja ini
latihan.” Ujarnya santai sembari mentautkan jemarinya dengan jemariku. Itu tak
lama, aku kembali memberinya death glare.
Dan ia malah merangkulku.
“HEY MESUM! BERHENTI!”
yang benar saja, Natsu baru akan jera setelah aku beri pelajaran. Anehnya,
Natsu tak meringis kesakitan seperti biasanya. Ia tersenyum. Perlahan, ia
mengambil tanganku lagi dan menggandengnya.
“Maaf, aku takkan mesum lagi.” Oh Tuhan! Ada
apa dengan orang ini? “Tch, lepaskan. Kau mau aku bunuh 600 kali hah?” dengan
cepat aku menepis tangannya yang ngotot
menggandeng tanganku—yang kini bergetar hebat.
Labels:
fanfic
Thursday, May 22, 2014
Kamu dan Aku
2.00 AM - May 22nd, 2014 - Badung, Bali
Hampir 20 bulan bersama kamu, banyak waktu yang buatku sedih dan senang secara bersamaan. Dan selama 20 bulan kita berada di lingkungan yang sama. Hampir setiap hari melihat satu sama lain, pulang bersama, bertengkar, dan menjahili satu sama lain.
Bosan? Kamu dan aku sempat merasakannya kan? Ketika saatnya kita berada di suasana membosankan, dan ingin mendapat suasana baru. Tapi entah mengapa kita kembali bersama dan melupakan kebosanan itu.
Aku sering mendengar bisikan bisikan dari teman - teman kita bahwa mereka iri dengan kita yang selalu dekat dan bertemu, mereka iri karena pasangannya jauh dan tidak bisa sering bersama.
Aku bersyukur! Bersyukur karena kita terussssss bersama.
Tapi kadang aku terpikir satu hal, bagaimana keadaanku kalau kita terpisah jauh? Aku akan melanjutkan kuliah di luar Bali dan kita akan menjalani kisah LDR.
Apakah kamu sanggup?
Aku tidak.
Aku telah memilih bergantung padamu. Aku masih ingin mendengarmu yang ingin melihat senyumku, yang marah ketika aku lupa makan, yang cerewet masalah keuangan. Aku butuh itu.
Aku ingin mendengar suaramu.
Melihat senyumanmu tiap harinya.
Jadi bagaimana jika kita terpisah oleh jarak?
Apa kamu akan berubah menjadi cuek?
Mengingat kamu yang tak terbiasa berhubungan melalui sosial media.
Special posting for you, WS
I love you. Happy 20months we are together for tomorrow.
Toge Hattori listening U & I - HTT
Hampir 20 bulan bersama kamu, banyak waktu yang buatku sedih dan senang secara bersamaan. Dan selama 20 bulan kita berada di lingkungan yang sama. Hampir setiap hari melihat satu sama lain, pulang bersama, bertengkar, dan menjahili satu sama lain.
Bosan? Kamu dan aku sempat merasakannya kan? Ketika saatnya kita berada di suasana membosankan, dan ingin mendapat suasana baru. Tapi entah mengapa kita kembali bersama dan melupakan kebosanan itu.
Aku sering mendengar bisikan bisikan dari teman - teman kita bahwa mereka iri dengan kita yang selalu dekat dan bertemu, mereka iri karena pasangannya jauh dan tidak bisa sering bersama.
Aku bersyukur! Bersyukur karena kita terussssss bersama.
Tapi kadang aku terpikir satu hal, bagaimana keadaanku kalau kita terpisah jauh? Aku akan melanjutkan kuliah di luar Bali dan kita akan menjalani kisah LDR.
Apakah kamu sanggup?
Aku tidak.
Aku telah memilih bergantung padamu. Aku masih ingin mendengarmu yang ingin melihat senyumku, yang marah ketika aku lupa makan, yang cerewet masalah keuangan. Aku butuh itu.
Aku ingin mendengar suaramu.
Melihat senyumanmu tiap harinya.
Jadi bagaimana jika kita terpisah oleh jarak?
Apa kamu akan berubah menjadi cuek?
Mengingat kamu yang tak terbiasa berhubungan melalui sosial media.
Special posting for you, WS
I love you. Happy 20months we are together for tomorrow.
Toge Hattori listening U & I - HTT
Labels:
my life
Saturday, May 10, 2014
My Favorite JKT48's Songs
Hey! Maaf udah lama gak blogging. Sekarang lagi sibuk cosplay dan yahhhhh~ jualan :)
Belum pernah cerita ya aku mulai cosplay? Nanti aku bakal posting ^w^
Beberapa hari lalu, aku iseng dengerin lagu - lagu barat *setelahsekianlamanya* dan pilihan pertama jatuh pada Taylor Swift - Breathe. Lagunya nyesss :'D
Kemudian aku sendiri mulai nyari lagu - lagunya Taylor Swift yang mellow mellow gitu. Haha X'D
Tunggu aja next post pasti aku posting artikel galau. *kemudian galau*
Dah! Ini list lagu dari JKT48 yang aku suka, yang liriknya dalem, dan ngena sama kisahku *uhuk*
Next! Akan ku siapkan curhatanku lagi ~_~ Wahaha x'D
Rise
and
Shine
Toge Hattori ^^
Belum pernah cerita ya aku mulai cosplay? Nanti aku bakal posting ^w^
Beberapa hari lalu, aku iseng dengerin lagu - lagu barat *setelahsekianlamanya* dan pilihan pertama jatuh pada Taylor Swift - Breathe. Lagunya nyesss :'D
Kemudian aku sendiri mulai nyari lagu - lagunya Taylor Swift yang mellow mellow gitu. Haha X'D
Tunggu aja next post pasti aku posting artikel galau. *kemudian galau*
Dah! Ini list lagu dari JKT48 yang aku suka, yang liriknya dalem, dan ngena sama kisahku *uhuk*
- Kimi no Koto ga Suki Dakara (Karena Ku Suka Dirimu)
Yang suka sama seseorang dan gak berharap lebih? Dengerin deh lagu ini~ :3 Musiknya nge-beat. Tapi makna dapet.
Lagu ini bercerita tentang seorang gadis yang sedang jatuh cinta pada seseorang. Gadis ini tidak mengharapkan balasan dari si "dia". Berada disamping "dia" dan selalu ada untuk "dia" itu sudah cukup/ Jadi, tidak ada waktu untukbersedih! ^^
"Cinta itu suara yang tak mengharapkan jawaban. Tapi dikirimkan satu arah."
"Karena ku suka, suka dirimu. Ku akan selalu berada disini."
- Futari nori no Jitensha (Bersepeda berdua)
Buat kamu yang lagi suka sama temen sekelas dan deket, tapi ngerasa cuma searah? Cocok nih.
Lagu ini bercerita tentang gadis yang suka sama teman sekelasnya. Mereka dekat, sering bercanda, dan sering pulang bersama dengan sepeda (si gadis dibonceng cowok). Tapi gadis ini merasa ia hanya dianggap sebagai teman yang jalan pulangnya searah.Yah, cinta satu arah gitu deh.
"Ah, mungkin bagi dirimu, diriku hanya teman sekelas yang jalan pulangnya searah... Keberadaannya seperti angin." - Tenshi no Shippo (Ekor Malaikat)
Ceritanya ada gadis yang pertama kali suka sama cowok. Jadi dia bingung sama apa yang dia rasain, dan malah jadi bersikap tsun tsundere xD (pura - pura gak suka, dan dingin sama orang yang dia suka). Nah, orang yang dia suka, gak keliatan suka juga sama si cewek. Jadi si cewek berharap suatu saat nanti si cowok bakal "lihat" dia.
"Suatu hari arah angin akan berubah, hingga kebetulan kau liat kesini. Ku kan menunggu di tempat ini ...." - Kimi to Boku no Kankei (Hubungan Kau dan Aku)
Lagi suka sama orang yang suka sama orang(?) Hyaaaa, ini pas banget!
Lagu ini tentang cewek yang suka sama cowok yang lagi jatuh cinta sama orang. Si cewek ini sering banget jadi tempat curhat buat kegalauan si cowok. Tapi kalau si cewek cerita, si cowok gak konsen. Cuma sekedar denger aja, karna pikirannya gak ada ditempat (?)
Si cewek sadar, dia gak akan pernah disadari sama orang yang dia suka. Karna si cowok jatuh cinta sama yang lain. Tapi si cewek gak apa, asalkan bisa meringan beban & kesedihan si cowok, dan melihat si cowok bahagia. Dia gak apa merasa rugi dan menyedihkan.
"Aku yang berada di depanmu, namun tak kau sadari. Jatuh cinta kepada dirimu yang sedang jatuh cinta."
"Selalu dirugikan, juga menyedihkan. Tapi tak apa bagiku. Walaupun bagaimanapun asal kau bahagia, aku juga merasa bahagia." - Bingo!
Lagi suka sama seseorang? Dan itu tipe mu banget? Wah~ Pas nih.
Lagu ini bercerita tentang cewek yang gak sengaja dikenalin ke seorang cowok. Cowok itu serasa takdir baginya dan ia bersyukur sudah menunggu. (read : jomblo)
"Saat mata bertemu, dada berdegup kencang, di dalam hati ini, tanpa sadar ku berteriak ..... I'm loving you!"
Next! Akan ku siapkan curhatanku lagi ~_~ Wahaha x'D
Rise
and
Shine
Toge Hattori ^^
Subscribe to:
Posts (Atom)