Friday, December 14, 2012

Happy Kaitou Kid day!!!!

YUHUUUUU!!
Akhirnya~~~~~~



1412 !!!
14 desember :3
/ifyouknowwhatimean

kembali lagi setelah 1 tahun ya :D yosh! happy kaito day!!










 
 

Tips Isi Liburan sesuai HOBI! Yuhuuu

Ayey! Udah hari jeda nih, raportan, trus LIBUR deh!!
Hal yang ditunggu - tunggu sama pelajar dong ni B))
Wk! Udah pada rencanain liburan mau ngapain?

Yaa, biasnya liburan diisi dengan jalan bareng sahabat, ke pantai, luar kota, luar negri, deelel, atau malah diem dirumah gak kemana - mana :D

Haha:3 Rencana gue sih untuk liburan kali ini, mau ngabisin waktu buat nekunin hobi gue bareng sahabat gue. Keren kan? ;)

1. Yang hobi baca
Ajak deh sahabatmu cuci mata ke toko buku. Sambil nge-check buku new arrival yang kamu tunggu - tunggu juga bisa :D atau ke coffeshop sambil baca juga sound nice kan? ;)

2. Yang hobi olahraga
Nge-gym sama sahabat, habis itu jalan - jalan sambil ngeceng bisa jadi pilihan :Dv

3. Yang hobi musik
buat lo yang hobi musik dan band, lo bisa ngisi liburan ini dengan bikin demo lagu buat band lo.
gini nih tipsnya.
1. Latihan bareng secara berkala, kalo bisa buat lagu
2. Rekam lagu kalian, gausah distudio yang ahal yang penting audionya bagus
3. Nah, band lo udah punya demo. kalo ada lomba band, lo bisa pake demo lo buat lomba. Siapa tau menang? ya kan? Bermanfaat kan? ;)

Rise
and
shine 
Toge hattori 


Friday, December 7, 2012

Rival dapet peluang? Woles dong :D


Rina kesal karna rivalnya dapat peluang lomba pidato mewakili sekolah. Padahal, ia merasa bahwa ia juga bisa bahkan lebih dari rivalnya itu hanya saja karena ia tak menunjukkannya pada guru.

Nah, Kamu pernah gak ngerasa kayak Rina?
Yaaa, gimana gak kesel kalo rivalmu dapet aja peluang lebih dulu daripada kamu. Emang kenyataannya dalam dunia pendidikan, pasti ada persaingan antarsiswa, apalagi yang menggeluti dunia yang sama seperti dunia jurnalistik, dunia English, dunia tari, dsb. Terus? Apa yang akan kamu lakuin kalau peluang gak juga ngampiri kamu? Mungkin kesel, marah, kecewa, atau mungkin sampai depresi. Nah, justru perasaan seperti ini yang bakal ngerugiin kamu sendiri lo, guys!

Nah, daripada ribet sendiri, pusing, gelisah, dan galau, mending check deh tips ini, tips agar dunia pendidikan kamu tetep fun dan bisa juga bangkitin semangat belajar kamu:D

1.   Fokus pada hal – hal positif
Belajar mengendalikan emosimu, jangan buru – buru galau begitu rivalmu dapet peluang. Belum dapet peluang bukan akhir dari segalanya. Intinya, tetep focus sama prestasimu dan pertahankan! Jangan biarin rivalmu yang tadi malah jadi penghalang untukmu berkarya;;)

2. Introspeksi diri
-Orang pintar, tak pernah malu mengakui kelemahan – kelemahannya, sedangkan orang bodoh tak pernah mau mengakui kekurangan yang dimilikinya-
So? Jangan pernah malu mengakui kekurangan diri sendiri, introspeksi apa yang menjadi penyebab peluang melewatimu dan justru menghampiri rivalmu. Ketika kamu jujur pada dirimu sendiri, itu artinya kamu belajar. Belajar untuk memperbaiki diri, terus dan terus :)

3. You’re the winner!
Setiap orang berhak untuk sukses! Gak ada orang yang terlahir menjadi pecundang. So? Jangan kecewa, belum tentu rivalmu yang dapet peluang ini itu lebih baik darpada kamu kan? Gak dapet peluang gak berarti kalah.
Kemenangan ditentukan dari apa yang bisa dan telah kamu hasilkan untuk kemajuan sekolah dan diri sendiri, serta orang – orang disekitarmu. Kalau kamu bisa seperti itu, itulah kunci sukses;)

4. Hati seluas samudra~
Ketulusan hati akan terlihat dari sikap dan senyum yang kamu torehkan, tanpa ada rasa dendam dan iri hati lo ya~ buang jauh – jauh perasaan itu karena bakal ngerugiin kamu nantinya. Jadilah dirimu yang seperti biasanya:D

5. Kejarlah Daku Kau Kutangkap~:3
Sering deh orang jadi keenakan sama comfort zone. Hati – hati lo ya, bisa jadi, comfort zone ini malah menghambat kamu. Jangan Cuma nunggu peluang dikasih ke kamu secara gratis. KEJAR! Tingkatkan prestasimu, perbarui dirimu, dan kembangkan diri! Jangan hanya nunggu ya guys, KEJAR~~

-Tak ada manusia sukses yang tak pernah gagal. Justru lewat kegagalan, kesuksesan akan datang-

 Rise
and 
Shine~
TogeHattori<3

Thursday, December 6, 2012

Be A Dreamer~!


“Mimpi adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia Berlarilah tanpa lelah sampai engkau meraihnya”


Udah gak asing kan sama lirik diatas? Yaps~! Soundtrack dari Film Laskar Pelangi karya Nidji yang berjudul sama dengan film-nya ini emang ngena banget~ Apalagi lirik yang gue kutip diatas.Mimpi memang merupakan awal dari semuanya yang hebat dikehidupan ini. So? Jangan takut bermimpi. Mungkin untuk sebagian orang, mereka takut untuk bermimpi tinggi karena rasa takut dan was was kalo – kalo mimpinya gak keraih. Nah, justru rasa negative itu yang jadi PENGHALANG BESAR bagi kita untuk bermimpi, bahkan rasa itu malah merobohkan mimpi yang kita bangun, padahal belum dicoba.

“Having a dream isn't stupid … It’s not having a dream that’s stupid.”


Contohnya anggaplah Hana. Hana itu gadis yang punya segudang mimpi indah dalam hidupnya. Dia pengen jadi cewek yang eksis dalam prestasi dan organisasi disekolahnya. Tapi, karena ia terlalu sering takut gagal , akhirnya ia pun tauck ditempat. Gak pernah berkembang. Tawaran yang ia dapat untuk menjadi pengurus inti organisasi sekolah ia tolak karena takut gagal nantinya. Padahal, bisa aja tawaran itu jadi jembatan untuknya meraih impiannya. Yah, gimana? Hana tetap jadi murid biasa – biasa aja.

Mimpi tanpa keberanian dan usaha untuk membuat mimpi itu jadi “real” dalam hidupmu, mimipi itu gak akan pindah kemana – mana. Mimpi itu tetep pada tempatnya, menjadi bagian dari tidurmu yang indah dan ketika kamu bangun, semuanya tetap mimpi. Hey~! Wake Up guys! Then, stop talking about your dream, LET ACTION!

1.  Gantungin mimpimu dilangit;)Punya mimipi itu, bikin hidup kita lebih focus dan terarah. Kalo punya mimpi yang tinggi, jangan pesimis dulu. Jangan menganggap kalau kita bakal jatuh dan merasa sakitttttt banget. Ngerasain sakit itu perlu lo guys :D Dengan ngerasain sakit, itu artinya kita belajarJ Belajar dari kesalahan dan penyebab kenapa kita bisa jatuh dan ngerasa sakit. So? Kedepannya kita gak akan jatuh kedalam hal yang sama kan? Kalo iya, mungkin probably something wrong with your self then.  Hihi! Jangan pernah takut bermimpi ya! 

Every amazing things starting with a dream!

-If you can dream it, you can do it-

2. Be your self, guys:3
Temuin keunikkan kamu, cari dan gali apa kelebihanmu. Jangan menjadi cpycat dari orang lain, nanti kamu malah gak focus sama tujuanmu untuk meraih mimpimu sendiri ;)





3. Akar Motivasi? Dukungan Keluarga dong :D
Emang gak bisa bohong deh kalo keluarga emang yang sangat mengerti kita. Why? Karena akar dari motivasi yang kita dapat, kita bangun, dan kita pelihara emang berasal dari orang terdekat, khusunya keluarga. Keluarga biasanya akan memberikan rasa kepercayaan bahwa kamu akan berhasil. So? Buktiin sama mereka kalau kamu bertanggung jawab atas kepercayaan mereka, baik segi otak dan mental! Dan MENANGKAN dukungan dan kepercayaan penuh dari mereka, SEKARANG:D

4. Ready …
Setelah punya mimpi, selanjutnya “planning”mu untuk meraih mimpi. Gak mungkin dong Cuma bekel mimpi? So? Persiapin rencanamu dari sekarang, tulis hal – hal yang perlu dilakukan dan factor – factor yang menunjangmu untuk menggapai mimpimu :)


5. Get Set …
Udah punya rencana? Jangan di diemin. Ayo lakukan rencanamu satu per satu, siapkan mental greget yang pantang nyerah karena pasti ada aja kesulitan yang akan menghadang. Jangan takut apalagi kalah duluan. Buat kesulitan itu sebuah tantangan yang perlu kamu taklukan


-There is no happiness except in the realization that we have accomplished something-

6. GO!
Mimpi udah, rencana udah, mental udah, tunggu apa lagi? Ayo action! Lakukan semua rencanamu dan raih impianmu! Semangat guys!:DD

-All our dreams can come true, if we have the courage to pursue them-

Then, what are you wait for guys?

Rise
&
Shine
Togehattori

Monday, December 3, 2012

At Train Station

Yuhuuuu~ Ini fanfic gue yang akhirnya jadi juga gitu. Dan gue udah post di FFn. jadi sekarang disini.
Check this out!


At Train Station
Genre: Hurt, Romance
Disclaimer : Detective Conan © Aoyama Gosho
At Train Station © Toge Hattori
Pairing : ShinRan
Warning : Abal, OOC, Ran’s POV, Typo, de-el-el
DON’T LIKE, DON’T READ!

Hari ini masih menjadi bagian awal dari bulan Juni, awal dari semester baru dan bagian awal juga untuk menjadi seorang siswi SMA. Bukankah terlalu awal juga jika disaat seperti ini sudah ada masalah yang datang?
Sekolah itu merepotan
Itu yang terlintas di otakku saat telingaku menangkap berita bahwa ada anak SMA yang terjun dari atap gedung karena patah hati. Bukankah itu terlalu over? Apakah sebegitunya jika cintamu ditolak atau bahkan dikhianati? Hey! Hidupmu terlalu berharga untuk dikorbankan demi sesuatu yang dinamakan cinta atau sebutlah itu patah hati.
Aku bosan
Itu yang kurasakan saat ini. Aku lelah dengan semuanya. Oh ayolah! Ini begitu tak adil bagiku. Aku telah menunggunya. Dan, inikah balasannya? Sepertinya, untuk sementara, aku tak mau waktu mempertemukanku dengannya di ..-sekolah. Kenapa? Karena dia kakak kelasku. Caranya? Bolos. Ya, itu keputusanku sekarang.
Aku membulatkan tekadku untuk membolos. Terdengar sangat berlebihan? Maklumi saja, karena ini adalah bolos pertamaku. Jadi, anggaplah semua kelakuan overku ini sebagai hal-yang-wajar.
Aku mulai membalikan arah langkahku yang tadinya menuju sekolah yang sering disebut SMA Teitan atau kerennya Teitan Senior High School. Sekolah ter-elite ke-3 di Jepang. Banyak orang yang ingin diterima di sekolah ini. Sedangkan aku? Aku yang sudah diterima malah membolos seperti ini. Hah! Yasudahlah, toh ini baru yang pertama
.
.
-At Train Station-
.
.
Langkahku sampai disebuah stasiun kereta. Segera saja aku membeli tiket dan segera juga aku masuk gerbong kereta yang cukup bersih itu. Digerbong ini, sepertinya hanya aku yang berstatus siswa SMA. Jadi, tak ada satu pun yang berseragam. Kereta ini sepi.
Aku melihat kea rah luar, ku topang daguku dengan tangan berkulit pucatku. Memang, pemandangan yang ku lihat sekarang adalah pemandangan yang rutin ku lihat setiap harinya. Tapi anehnya, aku menikmati pemandangan ini seolah ini tak pernah ku lihat. Mataku tetap terpaku ke arah luar, sementara tanganku mengeluarkan kotak makan siangku dan memulai semacam piknik sederhana.
“Hei, kau Ran Mouri?”

Deg!
Ada yang mengenaliku?
Spontan, aku menghentikan piknikku sejenak dan aku mulai menoleh ke arah suara berat tadi. Sepertinya aku kenal suara ini. Suara ini milik ….
“KUDO SENSEI? KENAPA DISINI?” aku kaget to the max saat melihat orang itu. Seorang pemuda berkulit putih, dengan rambut depan yang spike dan bagian belakangnya tertata rapi. Dia, orang yang ku kenal selama 2 minggu ini. Dia guruku. Tepatnya, mantan guruku. Yaa, dia anak kuliahan yang sedang praktek mengajar dikelasku  -sampai kemarin-
“Jawab aku. Kamu Ran Mouri kan?” tanyanya penuh selidik
“Iya ..” aku hanya mampu menunduk. Menyembunyikan wajahku darinya.
“lalu? Apa yang kamu lakukan disini?” tanyanya lagi. Aku rasa guru yang ku panggil Kudo ini terkena kepo.
“Jalan – jalan” jawabku santai, lalu segera pergi dari guru kepo ini
TUNGGU!!
Teriakan itu membuatku menoleh ke belakang dan lihatlah! Guru kepo ini memegang tanganku seperti di drama tv!
“Sekolahmu bagaimana?” ingin rasanya aku menggunakan karateku saat dia mulai bertanya lagi.
“Kamu apaan sih? Kamu bukan siapa – siapaku –“
“Aku gurumu!” potongnya cepat
“Ya, itu sampai kemarin. Dan sekarang sudah selesai! Biarkan saja aku” dan aku mulai membentaknya.
“Gak bisa! Well, kita akan turun di stasiun berikutnya dan membawamu kembali”
“No way!” aku sudah meneriakinya sekarang. Ayolah, meski penumpang gerbong ini tak banyak, aku tetap ingin menghilang sekarang. Kenapa? Aku menjadi bahan tontonan di gerbong ini.
“Sekali saja boleh kan? Selama ini aku anak yang rajin,” lanjutku
“a-aku, aku terlalu lelah dengan banyak hal. Sekolah, cinta, dan lainnya” aku mulai menunduk dan hampir menangis
Mungkin kalian bertanya – tanya. Kenapa aku sekarang? Oke, akan kuceritakan.
Aku seperti ini karena kakak kelasku, Tomoaki Araide. Karena Araide-nii, aku berusaha keras agar masuk sekolah yang sama dengannya –SMA Teitan- Hasilnya? Aku lulus dengan nilai yang sangat baik ditambah lagi hasil dari test masuk, aku terbaik kedua. Aku. Sangat. Senang. Aku tak sabar menunjukan hasil ini ke Araide-nii saat hari pertama sekolah. Ketika hari itu –hari pertama sekolah- datang, aku begitu semangat berangkat sekolah. Bahkan ketika baru saja aku menjejakkan kakiku di SMA baruku. Dia –Araide nii- adalah orang yang pertama ku cari.
Tapi …
Semua berubah ketika ..
“Ohayou Ran-chan! Omedeeto! Oh yaa, Kochira wa Nami-chan,watashi no koibito ”
Kalimat itu seakan membunuhku
Kalimat itu merusak hari pertamaku
Kalimat itu membuatku kehilangan tujuanku untuk sekolah

At Train Station
Hening.
“…”
“…”
“Kudo sensei,” aku memulai
Guruku –mantan- yang ku panggil Kudo itu hanya menatap kuu. Tatapan matanya seolah menyuruhku melanjutkan kata – kataku.
“Kudo sensei, bolehkah aku cerita padamu? Aku lelah,” aku kembali menunduk, ingin menangis rasanya.

Grep!
Mataku terbelalak. Apa ini? Kudo sensei memelukku?
“Ceritakanlah. Dan panggil aku dengan namaku,” Kudo sensei makin mengeratkan pelukannya.
“Shinichi sensei?” aku mendongakan kepalaku
“tanpa embel – embel sensei.”
“tak apa kah?” aku masih mendongak.
“…” dia tak menjawab
“baiklah, Shinichi-kun,”
Aku mulai bercerita tentang Araide-nii yang membuatku begini. Semakin aku bercerita, semakin erat terasa pelukan Kudo – hmm, Shinichi.
Aku sedikit menjauh beberapa senti dari dada bidangnya. Ku tatap wajahnya yang sedikit kabur akibat air mataku. Hey! Apakah aku menangis?
Terlihat wajah Shinichi yang semakin dekat. Sangat dekat hingga aku bisa merasakan nafasnya yang hangat yang membelai kulitku. Mungkinkah? Aku hanya bisa menutup mataku, aku takut melihat semua. Semakin lama, aku merasakan nafas Shinichi menuju kearah telingaku. Bibirnya, dengan lembut menyentuh telingaku.
Dan ..
“Tenanglah, aku akan menemanimu sampai kau tenang, Ran-chan”
Deg!
Mataku membulat. Kaget? Pastinya. Aku pikir akan terjadi lebih. Argh! Aku mengacak – acak rambutku yang telah ku tata sangat rapi sebelumnya. Ayolah Ran! Apa yang kau pikirkan? Shinichi tak mungkin melakukan ‘itu’ dengan mu –mantan murid- apalagi di depan umum. Aku mulai merutuki diri sendiri.
“Kamu mau kemana?” suara Shinichi membuatku berhenti sejenak dari aktivitasku –merutuki diri-
“Kemana saja, asal jangan ke sekolah,” aku membuang muka –muka frustasi- dari Shinichi
“Kamu kenapa? Frustasi banget ya?”
“eh? Oh! Tidak kok, Shin”
At Train Station
Aku ini siswi yang rajin. Sejak SD aku tak pernah bolos. Dan ini yang pertama kalinya. Tapi tetap saja, ini tak istimewa dan aku juga tak hebat karna ini. Aku bahkan tak mendapat penghargaan karna ini. Haaah, aku semakin tak mengerti apa tujuanku untuk hidup. Terdengar seperti orang bodoh bukan? Aku rasa begitu. Aku begitu bodoh yang tak tahu hidupnya untuk apa, tujuannya kemana. Tunggu! Apa aku seperti ini karna Araide-nii? Kalau iya, itu berarti aku akan melewati 3 tahunku dengan perasaan seperti itu?

You? Loser.
Seperti ada yang berkata begitu padaku? Ah, paling itu sisiku yang ‘lain’. Setidaknya, kata – kata tadi membuatku malas memikirkan 3 tahun galauku.
Kata – kata tadi membuatku untuk MOVE ON
Kata – kata tadi menyuruhku untuk tidak berpikir seperti itu seberapapun beratnya

Jezzz ~
Keretaku telah sampai di stasiun kedua. Langit cerah! Gunam saat melihat langit Tokyo. Cerah itu membuatku yakin, Aku. Bisa. Tanpamu. Araide-nii
“Aw! Itu dingin Shinichi-kun!” aku kaget saat sesuatu seperti tabung seng yang dingin menyentuh pipiku.
“aku pikir kamu haus. Jadi aku belikan,” Shinichi tersenyum innocent ke arahku. Dia lalu memberiku sekaleng cola untukku.
“ta-tapi, aku lapar. Hehe” aku nyengir sambil memegangi perutku.
“apa? Kamu kan sudah makan tadi, Ran-chan?”
tapi gimana lagi? Aku lapar. Aku pergi dulu ya. Kamu tunggu disini,” aku beranjak menuju toko makanan yang berjarak 300 meter (kira – kira) dari aku dan Shinichi
“kemana?” tanyanya khawatir.
“ke toko yang disana tuh. Tunggu ya!” aku pergi dan melambai padanya
5 menit kemudian ..
Ah senangnya! Perutku serasa penuh dan tenagaku seakan – akan cukup untuk 2 hari kedepan. Terlebih, untuk hari bolosku ini, aku akan berjalan – jalan tanpa rasa capai pastinya. Tenang saja, aku tak melupakan (mantan) guru kepo ku kok. Aku membelikannya sebuah bento, aku tak tau apa dia suka atau tidak. Itu terserah dia mau menerima atau tidak.
Aku tetap berjalan, menenteng bento ini dengan wajah riang, berjalan menuju tempatku berpisah dengan Shinichi beberapa menit lalu. Tapi waktu sepertinya berjalan tanpa ijinku, ia membuat Shinichi pergi, Shinichi … menghilang! Ia tak ada dimanapun. Seolah tenagaku ingin ikut menghilang bersama Shinichi, lututku mulai melemas, ingatanku akan tempat ini seolah – olah pergi … tempat ini begitu asing sekarang. Tak ada yang ku kenal.
“Ran! Apa yang kau lakukan! Cepat naikkk!” Shinichi menarikku ke kereta yang nyaris pergi.
Yang benar saja, ditarik saat kereta mulai bergegas membuatku seolah terbang memasuki kereta. You know? It’s so strange.
“BISAKAH KAU MEMANGGILKU 3 MENIT SEBELUM KERETA BERGEGAS? KAU MEMBUATKU HAMPIR MATI!” Ingin rasanya aku memukul laki – laki ini. Jika saja dia melepaskan tanganku sedikit saja, aku mungkin sudah terlepas.
“Gomen, yang penting kau selamat sekarang. Hehe ..” Dia menjawabnya dengan tampang innoncent yang membuatku semakin gatal ingin memberinya sebuah jurus karate yang baru diajarkan senseiku kemarin.
“Terserahlah ..” Aku hanya memalingkan mukaku, kesal rasanya. Dia menghilang tiba – tiba dan muncul lagi dengan anehnya. Bahkan nyaris membuatku mati.
“Ini … bentomu, aku lama karna ini. Makanlah.” Lanjutku lagi.
“Arigatou Ran-chan~! Itadakimasuuuuu” Shinichi, dia (masih) dengan tampang innoncentnya.
“Selanjutnya kita kemana?” lanjutnya.
Aku terdiam. Ini sudah terlalu jauh dari sekolah. Aku bisa saja terus ke stasiun – stasiun berikutnya. Tapi suatu saat, kereta – kereta ini akan sepi, Shinichi juga takkan terus menemaniku. Semua orang yang ada disini akan turun, Shinichi juga pasti akan turun. Lalu bagaimana denganku? Aku tak mungkin terus pergi tanpa arah seperti ini .
“Aku akan ke sekolah” jawabku dengan senyum
“serius?”
“iya,” kubuat tatapanku seyakin mungkin.
“aku sudah lebih tenang kok” ku tunjukkan senyuman khasku padanya.
“yasudah, aku akan menjutkan perjalananku, jika ada masalah kau bisa mengirimiku email, aku pasti akan membalasnya” Shinichi mengelus kepalaku dan memelukku sekejap.
“Hai!”
..
.
Haaaahh! Rasanya aku kembali bersemangat. Pelajaran Bahasa Inggris besok terasa begitu ku nanti, aku tak tau mengapa, yang jelas aku sekarang akan kembali pulang, kembali menikmati pemandangan dengan caraku sendiri. Dagu ku kembali tertopang dan menghadap jendela, mengisi kejenuhan saat sang kereta mengantarkan pulang.

Esok harinya,
RAAANN!
Seorang cowok berlari kearahku dengan wajah khawatir. Terlalu berlebihan gayanya, sehingga semua mata tertuju padanya. Walaupun itu bukan diriku, tapi aku juga ikut malu
“Kamu kemarin kemana? Sakit? Kenapa gak masuk kemarin? Aku ingin mengajakmu jalan – jalan kemarin.” Dan sudah ku tebak siapa orangnya, seseorang yang membuatku sakit hati kemarin. Araide-nii.
Karna kau tahu!
Jawabku dalam hati. Aku harus jawab apa sekarang? Aku tak mau membuatnya merasa bersalah. Cinta memang tak bisa dipaksakan. Cinta itu sebuah pilihan. Pilihan yang kita jatuhkan di seseorang yang kita percaya. Dan itu, bukan salahnya untuk tidak memilihku.
“Ah, tidak apa kok. Aku ada urusan kemarin, sudah ya, aku ke kelas dulu. Jaa!” Aku meninggalkan dengan senyum riangku.
Ku keluarkan handphone ku, mengetik sebuah email yang diberikan padaku kemarin. Sepertinya, yang memiliki email ini akan senang menerima email dariku.
Shinichi-kun! Kau tau? Araide-nii, menyapaku dan mengkhawatirkanku. Padahal itu karnanya, hihi :D”
Drrrtt,
Tuh kan, balasannya cepat sekali~
Hontou? Dia sama sekali tak peka ya? Dasar .. orang bodoh!”
Aku tetap antusias mengetik balasan – balasan selanjutnya. Dan ini takkan berhenti, aku ingin selalu memberinya kabar tentang ku disekolah, tentang kehidupan remaja sekarang, psikis remaja dan banyak hal lainnya. Aku lakukan ini semua karna ingin membantunya menjadi guru yang mengerti apa mau muridnya. Dan semoga berhasil.

2 tahun kemudian,
Hari ini, Shinichi mengirimiku email. Dia bilang, dia sudah menjadi guru dan akan mengajar disekolahku. Aku kini duduk dikelas 3 SMA dan sebentar lagi akan mengikuti ujian akhir. Ah, aku harap ia yang mengajar dikelasku. Kata orang, waktu berjalan begitu cepat. Itu benar, aku baru tersadar kalau aku menunggu Shinichi selama kurang lebih 2 tahun lamanya. Mungkin, itu terjadi akibat kesabaranku menunggu Shinichi sangat besar daripada kejenuhanku. Selama 2 tahun, aku hanya berpikir tak masalah seberapa lama aku menunggu, asalkan Shinichi datang dengan senyumnya nanti, aku tidak apa - apa.
Kini, aku berada di stasiun saat Shinichi hampir membuatku mati. Bila diingat lagi, aku ingin tertawa terbahak – bahak. Mau gimana lagi? Shinichi saat itu sangat konyol sih.
Aaahh~
Angin menerbangkan topi biruku. Memang harganya tak seberapa, tapi tetap saja, aku menyukai topi itu. Karna itu juga, aku mesti berlari mengejar – ngejar topi layaknya anak kecil mengejar kupu – kupu. Dan … aku berterimakasih sekali pada orang yang menangkap topiku ini, dan sepertinya harus minta maaf juga karna topiku telah mengenainya.
“Ini punyamu?” seseorang pemuda menyodorkan topiku sambil menunduk
“Iya, makasih dan maaf …” aku terhenti, entah mengapa rambut pemuda ini begitu familiar bagiku. Spike dan bagian belakang tertata rapi itu …
“Shinichi sensei?” aku menguncang bahu pemuda itu
“Nani?” pemuda yang kupanggil Shinichi ini mengangkat wajahnya dengan senyum innoncent-nya. Hihi, kalian bisa bayangkan seberapa imutnya dia.
“Aaaaa” Aku menghambur ke pelukannya dan berteriak di dada bidangnya.
“Padahal aku berharap yang lebih romantis, lebih berkenang” ia cemberut sebentar lalu mencium keningku
“justru yang unik seperti ini yang lebih berkenang tau!” aku mengeratkan pelukanku seperti tak ingin lepas. Memang sebenarnya tak ingin lepas sih. Haha :D
~Tamat~!



Well? What do you think? ;;)
Rise
and
Shine~

TogeHattori


 
Sayuki Yuno ☮ Blogger Template by Ipietoon Blogger Template