Nah, check it out~!
Trick and Treat
!
(Diambil
dari lagu Trick and Treat – Len & Rin Kagamine~dengan
perubahan)
Jauh di dalam hutan
berkabut di malam hari, seorang gadis berambut hijau tampak kebingungan mencari
jalan keluar dari hutan itu. Ia melangkahkan kakinya tak tentu arah, berharap
bisa kembali ke rumahnya yang hangat dan keluar dari hutan berkabut yang dingin
di malam Oktober itu. Kilatan cahaya berwarna kuning dan sedikit oranye menarik
perhatiannya. Gadis itu berjalan ke arah cahaya itu dan merasa sedikit lega.
Sebuah rumah yang tampaknya cukup hangat menyambutnya.
“Semoga tuan rumahnya
berkenan menerimaku..” batinnya
Gadis itu berjalan
mendekati rumah yang cukup besar itu, berharap diijinkan untuk menginap sampai
pagi tiba. Rumah yang semula tersembunyi dibalik kabut itu mulai tampak jelas.
Gadis berambut hijau itu mulai melihat dua orang yang tengah berdiri di samping
pintu itu. perasaannya semakin bertambah lega melihat wajah kedua orang itu.
“Ma-maaf, saya
tersesat di hutan ini dan tidak tahu arah untuk pulang. Bolehkah saya menginap
disini sampai fajar tiba?” tanya gadis itu
“Aah, malang sekali
nasibmu. Pasti kau sudah berjalan berjam-jam di udara yang dingin.” kata
seorang pemuda dengan wajah iba
“Masuklah, udara di
dalam lebih hangat! Kami menerimamu dengan senang hati. ” balas gadis yang
berambut kuning, saudari kembar dari pemuda itu sambil tersenyum
“Sungguh?
Terimakasih banyak.” kata gadis berambut hijau itu
Kedua anak kembar
itu langsung mempersilahkan gadis berambut hijau itu dengan senang hati masuk
ke rumah mereka. Mereka mengantarnya ke bagian dalam rumah yang cukup antik
dengan hiasan lukisan-lukisan dan beberapa boneka yang terpajang rapi di setiap
raknya.
“Siapa namamu?” tanya
gadis berambut kuning pada gadis berambut hijau itu
“Miku. Panggil saja
Miku.” jawabnya sambil tersenyum
“Ah, Miku-chan.
Salam kenal, aku Rin.” kata gadis berambut kuning sambil tersenyum anggun
“Aku Len, kakak
kembarnya. Salam kenal, Miku-chan.” kata pemuda itu
“Iya, salam kenal.
Rin-chan, Len-chan.” kata Miku ikut tersenyum
“Duduklah disini,
akan kami siapkan susu hangat untukmu.” kata Rin dan Len sambil tersenyum dan
meninggalkan Miku
Miku sangat senang,
tuan rumah ini sangat ramah dan baik. Ia begitu menikmati kebaikan kedua orang
anak kembar itu. Tak lama kemudian, Len dan Rin muncul dengan membawa dua
nampan berisi 3 cangkir susu hangat beserta madu dan beberapa Cinnamon Stick.
Mereka menyuguhkannya di hadapan Miku dan mempersilahkannya untuk minum. Mereka
bertiga mulai bercerita sambil menenggak habis susu hangat di hadapan mereka.
“Miku-chan, ayo
kita tidur. Kami akan mengantarmu ke kamarmu.” Kata Len tersenyum sambil
mengulurkan tangannya ke arah Miku
“Maaf, tapi aku
belum bisa tidur.” kata Miku
“Hhm, bagaimana
kalau kita bermain dulu?” ajak Rin
“Boleh saja.
Bagaimana Miku-chan?” tanya Len
“Iya, aku mau.”
jawab Miku dengan semangat
“Baiklah, kita akan
main petak umpet. Mata Miku-chan akan kami tutup dengan kain, jadi nanti
Miku-chan yang akan mencari kami. Penutup matanya boleh dilepas setelah kami
bilang ‘boleh’ ya?” jelas Len dan menyodorkan sehelai kain pada Rin
“Iya.” jawab Miku
Rin mulai menutup
mata Miku dengan kain berwarna hitam itu. Mereka berdua kemudian menuntun Miku
untuk berkeliling di sekitar tempat itu dan kemudian meninggalkannya di depan
sebuah kamar. Begitu mendapat aba-aba, Miku langsung melepas penutup matanya
dan mulai mencari Rin dan Len yang bersembunyi entah dimana. Sudah hampir
setengah jam ia mencari kakak-beradik itu, namun ia tak juga menemukannya.
Ctaarr.....
Pets...
Suara petir dan
listrik yang tiba-tiba mati mengagetkan Miku yang masih kebingungan mencari Rin
dan Len. Perasaan takut mulai menghinggapinya. Dengan kaki gemetar, ia kembali
berjalan pelan mencari mereka. Ia mulai melewati lobi yang dipenuhi dengan
boneka, tempat dimana ia duduk sambil menikmati susu hangat bersama Len dan Rin
tadi.
“Rin-chaan,
Len-chaan... dimana kalian?” panggil Miku dengan suara gemetaran
Ia memperhatikan
tempat di sekitarnya yang gelap dengan takut-takut. Kilatan cahaya yang
menerobos melalui jendela tampak menerangi tumpukan boneka yang ada di
dekatnya. Boneka-boneka yang tadinya tersenyum itu, kini justru berwajah
mengerikan dengan darah yang mengalir dimatanya. Spontan saja Miku langsung
histeris dan berlari tak tentu arah menjauhi tempat itu.
“Rin-chaan!?
Len-chaan !!? Dimana kalian ??!” teriak Miku sambil masih berlari di tengah
kegelapan
Bruukk...
Miku jatuh
tersungkur ke bawah setelah menyandung sesuatu. Sambil meringis menahan sakit, ia
berusaha bangun dari tempatnya. Cahaya berwarna oranye tampak berpendar dari
balik sebuah pintu yang ada di hadapannya. Dengan perasaan takut, Miku membuka
pintu itu dengan gemetar hingga menimbulkan suara derit yang cukup panjang.
Ctaar.....
Suara petir yang
memekakkan telinga kembali mengejutkannya. Sekelebat cahaya yang berasal dari
jendela tampak menerangi orang yang berada di dekatnya. Sepasang anak kembar
dengan masing-masing membawa sebuah gunting dan jarum yang cukup besar berdiri
membelakangi Miku.
“Rin-chan, Len-chan?”
Mereka berdua
membalikkan tubuh mereka dan tersenyum menghadap Miku. Di tangan Rin, sebuah
boneka yang mirip dengan Miku tampak dalam kondisi hancur dan penuh jahitan.
Miku hanya bisa menelan ludah dan mulai mundur beberapa langkah dari tempatnya
berdiri. Miku kembali jatuh kebelakang karena sesuatu menghalangi kakinya. Saat
ia memperhatikan benar-benar apa yang dilihatnya, wajah Miku tampak sangat
pucat. Tubuh seseorang yang berlumuran darah dengan luka sayatan dan jahitan
yang berantakan membuatnya kembali berteriak histeris.
“Mau pergi kemana,
Miku-chan? Kami baru saja akan menyiapkan susu hangat untukmu...” kata Len
sambil tersenyum dan berjalan ke arah Miku
“Tinggallah
sebentar disini. Disini hangat, bukan?” kata Rin ikut tersenyum dan ikut
berjalan mendekati Miku yang sudah kehabisan kata-kata
Dengan segenap
kekuatannya yang tersisa, ia mencoba berdiri dan berlari keluar dari rumah itu.
begitu ia berhasil berdiri, sesuatu menahan dan mengunci kakinya hingga ia tak
mampu bergerak kemana-mana. Miku melihat kebawah dengan tatapan tak percaya.
Kakinya dicengkeram oleh tangan dari tubuh yang yang tergeletak dilantai dingin
itu.
“Hey~ berikan
kami lebih banyak darah!” suara manis namun terdengar mengerikan itu membuat
Miku semakin putus asa
“Daagh,
Miku-chan..”
Zrasshh...
***
Jauh di dalam hutan
yang berkabut, sebuah rumah yang bersembunyi dibalik rimbunnya hutan pinus.
Sepasang anak kembar yang tinggal disana, berdiri sambil tersenyum manis di
depan rumah itu.
“masuklah, akan
kami buatkan kau segelas susu hangat...”
“masuklah, udara di
dalam lebih hangat...”
Koleksi boneka yang
tersusun rapi di rak tampak kembali tersenyum. Kecuali satu boneka berambut
hijau yang tubuhnya penuh sayatan dan jahitan yang berantakan. Matanya menampakkan kesedihan dan masih
meneteskan airmata darah.
TAMAT!
What do you think?
Semoga makin tambah rajib posting ya... blogwalking juga...
ReplyDeleteMakasih :D di usahakan deh :3
ReplyDelete