Thursday, October 18, 2012

Trick and Treat (Fanfic)

Yosh! Gue balik setelah sekian tahun (?) gak posting. Nah, ini fanfiction temen gue yang tergila - gila sama vocaloid. :D Berhubung di fanfiction.net gak ada vocaloid, jadi nyelip dah disini :3

Nah, check it out~!


Trick and Treat !
(Diambil dari lagu Trick and Treat – Len & Rin Kagamine~dengan perubahan)

Jauh di dalam hutan berkabut di malam hari, seorang gadis berambut hijau tampak kebingungan mencari jalan keluar dari hutan itu. Ia melangkahkan kakinya tak tentu arah, berharap bisa kembali ke rumahnya yang hangat dan keluar dari hutan berkabut yang dingin di malam Oktober itu. Kilatan cahaya berwarna kuning dan sedikit oranye menarik perhatiannya. Gadis itu berjalan ke arah cahaya itu dan merasa sedikit lega. Sebuah rumah yang tampaknya cukup hangat menyambutnya.
“Semoga tuan rumahnya berkenan menerimaku..” batinnya
Gadis itu berjalan mendekati rumah yang cukup besar itu, berharap diijinkan untuk menginap sampai pagi tiba. Rumah yang semula tersembunyi dibalik kabut itu mulai tampak jelas. Gadis berambut hijau itu mulai melihat dua orang yang tengah berdiri di samping pintu itu. perasaannya semakin bertambah lega melihat wajah kedua orang itu.
“Ma-maaf, saya tersesat di hutan ini dan tidak tahu arah untuk pulang. Bolehkah saya menginap disini sampai fajar tiba?” tanya gadis itu
“Aah, malang sekali nasibmu. Pasti kau sudah berjalan berjam-jam di udara yang dingin.” kata seorang pemuda dengan wajah iba
“Masuklah, udara di dalam lebih hangat! Kami menerimamu dengan senang hati. ” balas gadis yang berambut kuning, saudari kembar dari pemuda itu sambil tersenyum
“Sungguh? Terimakasih banyak.” kata gadis berambut hijau itu
Kedua anak kembar itu langsung mempersilahkan gadis berambut hijau itu dengan senang hati masuk ke rumah mereka. Mereka mengantarnya ke bagian dalam rumah yang cukup antik dengan hiasan lukisan-lukisan dan beberapa boneka yang terpajang rapi di setiap raknya.
“Siapa namamu?” tanya gadis berambut kuning pada gadis berambut hijau itu
“Miku. Panggil saja Miku.” jawabnya sambil tersenyum
“Ah, Miku-chan. Salam kenal, aku Rin.” kata gadis berambut kuning sambil tersenyum anggun
“Aku Len, kakak kembarnya. Salam kenal, Miku-chan.” kata pemuda itu
“Iya, salam kenal. Rin-chan, Len-chan.” kata Miku ikut tersenyum
“Duduklah disini, akan kami siapkan susu hangat untukmu.” kata Rin dan Len sambil tersenyum dan meninggalkan Miku
Miku sangat senang, tuan rumah ini sangat ramah dan baik. Ia begitu menikmati kebaikan kedua orang anak kembar itu. Tak lama kemudian, Len dan Rin muncul dengan membawa dua nampan berisi 3 cangkir susu hangat beserta madu dan beberapa Cinnamon Stick. Mereka menyuguhkannya di hadapan Miku dan mempersilahkannya untuk minum. Mereka bertiga mulai bercerita sambil menenggak habis susu hangat di hadapan mereka.
“Miku-chan, ayo kita tidur. Kami akan mengantarmu ke kamarmu.” Kata Len tersenyum sambil mengulurkan tangannya ke arah Miku
“Maaf, tapi aku belum bisa tidur.” kata Miku
“Hhm, bagaimana kalau kita bermain dulu?” ajak Rin
“Boleh saja. Bagaimana Miku-chan?” tanya Len
“Iya, aku mau.” jawab Miku dengan semangat
“Baiklah, kita akan main petak umpet. Mata Miku-chan akan kami tutup dengan kain, jadi nanti Miku-chan yang akan mencari kami. Penutup matanya boleh dilepas setelah kami bilang ‘boleh’ ya?” jelas Len dan menyodorkan sehelai kain pada Rin
“Iya.” jawab Miku
Rin mulai menutup mata Miku dengan kain berwarna hitam itu. Mereka berdua kemudian menuntun Miku untuk berkeliling di sekitar tempat itu dan kemudian meninggalkannya di depan sebuah kamar. Begitu mendapat aba-aba, Miku langsung melepas penutup matanya dan mulai mencari Rin dan Len yang bersembunyi entah dimana. Sudah hampir setengah jam ia mencari kakak-beradik itu, namun ia tak juga menemukannya.
Ctaarr.....
Pets...
Suara petir dan listrik yang tiba-tiba mati mengagetkan Miku yang masih kebingungan mencari Rin dan Len. Perasaan takut mulai menghinggapinya. Dengan kaki gemetar, ia kembali berjalan pelan mencari mereka. Ia mulai melewati lobi yang dipenuhi dengan boneka, tempat dimana ia duduk sambil menikmati susu hangat bersama Len dan Rin tadi.
“Rin-chaan, Len-chaan... dimana kalian?” panggil Miku dengan suara gemetaran
Ia memperhatikan tempat di sekitarnya yang gelap dengan takut-takut. Kilatan cahaya yang menerobos melalui jendela tampak menerangi tumpukan boneka yang ada di dekatnya. Boneka-boneka yang tadinya tersenyum itu, kini justru berwajah mengerikan dengan darah yang mengalir dimatanya. Spontan saja Miku langsung histeris dan berlari tak tentu arah menjauhi tempat itu.
“Rin-chaan!? Len-chaan !!? Dimana kalian ??!” teriak Miku sambil masih berlari di tengah kegelapan
Bruukk...
Miku jatuh tersungkur ke bawah setelah menyandung sesuatu. Sambil meringis menahan sakit, ia berusaha bangun dari tempatnya. Cahaya berwarna oranye tampak berpendar dari balik sebuah pintu yang ada di hadapannya. Dengan perasaan takut, Miku membuka pintu itu dengan gemetar hingga menimbulkan suara derit yang cukup panjang.
Ctaar.....
Suara petir yang memekakkan telinga kembali mengejutkannya. Sekelebat cahaya yang berasal dari jendela tampak menerangi orang yang berada di dekatnya. Sepasang anak kembar dengan masing-masing membawa sebuah gunting dan jarum yang cukup besar berdiri membelakangi Miku.
“Rin-chan, Len-chan?”
Mereka berdua membalikkan tubuh mereka dan tersenyum menghadap Miku. Di tangan Rin, sebuah boneka yang mirip dengan Miku tampak dalam kondisi hancur dan penuh jahitan. Miku hanya bisa menelan ludah dan mulai mundur beberapa langkah dari tempatnya berdiri. Miku kembali jatuh kebelakang karena sesuatu menghalangi kakinya. Saat ia memperhatikan benar-benar apa yang dilihatnya, wajah Miku tampak sangat pucat. Tubuh seseorang yang berlumuran darah dengan luka sayatan dan jahitan yang berantakan membuatnya kembali berteriak histeris.
“Mau pergi kemana, Miku-chan? Kami baru saja akan menyiapkan susu hangat untukmu...” kata Len sambil tersenyum dan berjalan ke arah Miku
“Tinggallah sebentar disini. Disini hangat, bukan?” kata Rin ikut tersenyum dan ikut berjalan mendekati Miku yang sudah kehabisan kata-kata
Dengan segenap kekuatannya yang tersisa, ia mencoba berdiri dan berlari keluar dari rumah itu. begitu ia berhasil berdiri, sesuatu menahan dan mengunci kakinya hingga ia tak mampu bergerak kemana-mana. Miku melihat kebawah dengan tatapan tak percaya. Kakinya dicengkeram oleh tangan dari tubuh yang yang tergeletak dilantai dingin itu.
“Hey~ berikan kami lebih banyak darah!” suara manis namun terdengar mengerikan itu membuat Miku semakin putus asa
“Daagh, Miku-chan..”
Zrasshh...

***

Jauh di dalam hutan yang berkabut, sebuah rumah yang bersembunyi dibalik rimbunnya hutan pinus. Sepasang anak kembar yang tinggal disana, berdiri sambil tersenyum manis di depan rumah itu.
“masuklah, akan kami buatkan kau segelas susu hangat...”
“masuklah, udara di dalam lebih hangat...”
Koleksi boneka yang tersusun rapi di rak tampak kembali tersenyum. Kecuali satu boneka berambut hijau yang tubuhnya penuh sayatan dan jahitan yang berantakan.  Matanya menampakkan kesedihan dan masih meneteskan airmata darah. 

TAMAT!

What do you think?
 
Sayuki Yuno ☮ Blogger Template by Ipietoon Blogger Template