Thursday, August 28, 2014

Kamu, apa yang kamu rasakan?

Hey kamu, apa yang sebenarnya kamu rasakan sekarang?

Aku menulis ini karena aku resah dengan sikapmu sungguh.

Baru saja kemarin, aku tersenyum senang. Seharian kemarin telah banyak senyum manismu yang telah ku terima. Bahkan kamu memintaku menunggumu pulang...

Kemudian, hari ini. Kamu menjauh dariku. Tak sedetik pun kamu berikan senyum itu lagi.

Ah... seperti tarik ulur yang terjadi antara kita dulu...

Dear, tell me your heart please.

Wednesday, August 20, 2014

Kimi o Aisuru koto desu~

Kita berada di kelas yang sama, kegiatan yang sama, mengikuti pelajaran bahasa Jepang bersama.

Ya, masih bersama walaupun berbeda.

Topik yang dibawakan Putri Sensei kali ini tentang hobi, bagaimana caranya kita menyampaikan hobi kita, apa yang paling kita suka dalam bahasa Jepang.

Aku merasakan sedikit pergerakan dari bibirku. Ah, sepertinya aku tersenyum.

Bicara tentang apa yang paling ku suka, kamu tau kan apa yang paling ku suka? Bukan rujak atau es susu, bukan mangga atau sederetan komik yang ku baca dengan fansgirling. Kesukaanku yang ini begitu simple tapi rumit.

Kesukaanku itu kamu.
Hobiku menyayangimu.

Aku sudah mengerti pola kalimat yang diberikan Putri Sensei, dan aku menyatakan padamu dengan pola kalimat yang baru saja ku pelajari. Aku yakin kamu mengerti, karna kamu juga belajar hal yang sama denganku.

Seperti yang lalu -aku harap keadaan ini akan berubah secepatnya-, kita masih terlalu canggung untuk saling bercanda seperti dulu~

Jadi aku hanya menyampaikannya lewat LINE, dan kemudian berharap kamu akan membacanya.

Aku kembali menaruh handphoneku dan sesekali melirikmu dari posisiku, kamu mengambil tabmu dan mulai tersenyum.

"Atashi no shumi wa kimi o aisuru koto desu."

"Watashi mo."

"Ha?"

"Watashi no shumi wa sayu o aisuru koto desu."


-sayuki-

Tuesday, August 19, 2014

Kamu di Sudut Mataku

Hari ini setelah beberapa hari lalu aku memutuskan untuk melupakanmu, meninggalkan semua kenangan kita, dan move on dari kamu.

Aku menyakiti dan mengabaikan mu, dulu. Kamu tau? aku menyesal.

Belakangan ini, aku mulai terbiasa tanpamu, terbiasa tanpa ucapan selamat pagimu, terbiasa tanpa stiker LINE penuh sayang yang kerap kamu kirim, aku mulai baik baik saja.

Hingga semua memburuk ketika kamu muncul di sudut mataku, kamu tak sendiri, kamu dengan dia, yang ku benci sejak tahun pelajaran ini dimulai.

Saat ini aku sedang di sudut kelas kita, sendirian mengingat semua materi "Orde Baru" yang membuat kepalaku pening. Sedangkan disitu, kamu sedang bersama dia, belajar bersama serta beberapa pujian kamu berikan untuknya -aku mengetahuinya dari mimik dan gerakanmu-, kalian cukup have fun ya, rasanya ingin ku ganggu karena itu semua milikku, dulu.

Ya, ternyata kamu belum sepenuhnya pergi dari hatiku, dan sepertinya aku masih enggan meninggalkan kenangan kita.

Rasanya aku ingin menunggumu kembali padaku, siapa tahu kamu berubah pikiran?

Sincerenly,

your ex

Friday, August 15, 2014

Untuk Kamu

Aku senang masih melihatmu tertawa.
Aku senang kamu masih menyempatkan waktu untuk menemuiku.
Bagaimana kabarmu?
Bagaimana keluargamu? Terakhir ku lihat mereka baik baik saja.
Kamu terlihat baik baik saja, lebih sibuk dari dulu. Ketika kita berdua, kita hanya basa - basi mengenai anime dan game game baru yang kamu mainkan. Kamu terlihat canggung, dan aku mengerti apa sebabnya.
Setiap perbuatanku yang menyakitimu terekam jelas di pikiranku. Terakhir kali, kamu memberiku mawar, dan aku membiarkannya mati.

Akhir - akhir kni aku tak bisa tidur. Reka ulang kepergianku berputar di setiap mimpi mimpiku. Lalu pikiranku melayang di hari ulang tahunku, kamu memberiku surprised walau terlambat. Kamu tahu? Kamu yang pertama.

Disaat kamu mencoba tertawa untuk merubah moodku, aku tersadar aku begitu menyayangimu.

Tetapi disaat semua mulai berubah, disaat semua yang berbeda mulai terjadi, ketakutan dan keraguan merasuki pikiranku.
Aku tau kamu berikan seluruh sayangmu, tapi semua kubalas dengan meninggalkanmu.

Aku rindu kulitmu yang mulai terbakar matahari, senyum terpaksamu yang begitu manis, semua begitu manis bagiku.
Semua caramu memelukku di malam awal September itu, di malam pertama kali kamu melihatku menangis.

Mungkin ini hanya harapan, sekedar mimpi konyol, namun jika kita saling menyayangi lagi, aku berjanji akan menyayangimu sebagaimana mestinya.
Ingin rasanya aku kembali pada hari itu dan mengubahnya, namun aku tak bisa. Kamu telah menutup hatimu, aku mengerti.

Disini dan saat ini, aku buang semua gengsiku, menulis semua ini dan meminta maaf untuk hari itu. Kamu tahu? Tanggal 23 Sept itu selalu ku ingat. Aku salah, dan aku sadari bahwa tiada artinya kebebasan itu jika aku masih merindukanmu.

With love,

your ex.

Friday, August 8, 2014

Heavy ...

Selamat malam untuk gadis yang termenung di depan layar laptopnya dan kini sedang menangis.

Yabg kini tengah sibuk membenamkan wajahnya.... seolah menutupi bahwa ia menangis, menutupi bahwa ia perlu sandaran, berpura - pura kuat.

Air mata yang menganak dari pelupuk matanya, terpadu symponi sesenggukan yang ia nyanyikan secara pahit...

Aku tahu, ia mengalami banyak hal yang berat....

Ia pernah bertanya padaku, bagaimana ia harus mengatakan pada sekitarnya, ia tidak bersalah?
bagaimana ia harus bersikap ketika ia selalu menjadi pihak yang bersalah?
bagaimana ia harus terlihat menyakinkan agar orang tak meragukannya?
bagaimana ia harus bersikap ketika semua orang tak percaya padanya, termasuk papa mama-nya?
bagaimana ia harus bertahan ketika semua usahanya di caci maki dan dihina serendah sampah?

dan bagaimana bagaimana yang lain.....

Maaf, aku tak bisa menjawabnya.... aku adalah dia...

Gadis 16th yang menyedihkan.

 
Sayuki Yuno ☮ Blogger Template by Ipietoon Blogger Template