Aku senang masih melihatmu tertawa.
Aku senang kamu masih menyempatkan waktu untuk menemuiku.
Bagaimana kabarmu?
Bagaimana keluargamu? Terakhir ku lihat mereka baik baik saja.
Kamu terlihat baik baik saja, lebih sibuk dari dulu. Ketika kita berdua, kita hanya basa - basi mengenai anime dan game game baru yang kamu mainkan. Kamu terlihat canggung, dan aku mengerti apa sebabnya.
Setiap perbuatanku yang menyakitimu terekam jelas di pikiranku. Terakhir kali, kamu memberiku mawar, dan aku membiarkannya mati.
Akhir - akhir kni aku tak bisa tidur. Reka ulang kepergianku berputar di setiap mimpi mimpiku. Lalu pikiranku melayang di hari ulang tahunku, kamu memberiku surprised walau terlambat. Kamu tahu? Kamu yang pertama.
Disaat kamu mencoba tertawa untuk merubah moodku, aku tersadar aku begitu menyayangimu.
Tetapi disaat semua mulai berubah, disaat semua yang berbeda mulai terjadi, ketakutan dan keraguan merasuki pikiranku.
Aku tau kamu berikan seluruh sayangmu, tapi semua kubalas dengan meninggalkanmu.
Aku rindu kulitmu yang mulai terbakar matahari, senyum terpaksamu yang begitu manis, semua begitu manis bagiku.
Semua caramu memelukku di malam awal September itu, di malam pertama kali kamu melihatku menangis.
Mungkin ini hanya harapan, sekedar mimpi konyol, namun jika kita saling menyayangi lagi, aku berjanji akan menyayangimu sebagaimana mestinya.
Ingin rasanya aku kembali pada hari itu dan mengubahnya, namun aku tak bisa. Kamu telah menutup hatimu, aku mengerti.
Disini dan saat ini, aku buang semua gengsiku, menulis semua ini dan meminta maaf untuk hari itu. Kamu tahu? Tanggal 23 Sept itu selalu ku ingat. Aku salah, dan aku sadari bahwa tiada artinya kebebasan itu jika aku masih merindukanmu.
With love,
your ex.